KONFLIK DENGAN SAUDARA IPAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Bismillahirahmanirrahim...
Saya ingin bercerita mengenai konflik yang terjadi dalam keluarga saya.
Pertanyaan saya adalah berkisar tentang keimanan seseorang. Saya mempunyai kakak ipar laki2 yang kesehariannya taat beribadah, selalu mengagungkan sifat2 dan perilaku Rasulullah.. singkatnya dia mengaku bahwa dirinya seorang "Ikhwan". Pada awal pernikahannya dengan kakak saya yang juga seorang "Akhwat" tidak bermasalah bahkan keluarga kami sangat berharap kehadirannya dapat meningkatkan kualitas rohani di keluarga kami. Namun seiring berjalannya waktu kejanggalan2 itupun timbul. Sikap dan perilaku kakak ipar saya itu ternyata banyak yang tidak sesuai dengan harapan kami bahkan sangat mengecewakan.
Banyak sekali hal2 yang diluar perkiraan dan harapan, padahal dia selalu membanggakan keSHOLEHANnya. Contohnya adalah sifatnya yang selalu mementingkan diri sendiri ketimbang keluarganya (istri dan 2 anaknya yang masih bayi)..Dia sering lapar mata terutama untuk barang2 yang sifatnya duniawi seperti HP, MP3 dll..Padahal dari segi penghasilan tidaklah mencukupi kebutuhannya sehari2 buktinya untuk mengontrak rumahpun mereka belum mampu. Sering istrinya dibuat menangis karena kurangnya perhatian dan tidak PEKAnya suaminya itu terhadap anak2nya. Dan yang membuat hati saya kesal dia tampak tidak perduli dengan anak2nya dan selalu mengandalkan IBU saya (mertuanya untuk menggendong sampai menceboki anak2nya) sementara tidak ada yang dia lakukan selain menonton TV..
Pantas saja anaknya tidak mau dengan dia pun bila dia pegang lebih banyak menangisnya karena kecuekkannya. Bila dinasihati oleh nenek saya untuk menjaga dan perhatian terhadap keluarganya, jawabannya dengan nada tinggi mengatakan bahwa dia lebih tahu di banding nenek saya itu. Bisa dibayangkan betapa sakit hatinya hati nenek saya. Sayapun bilang orang seperti itu tidak perlu digubris.
Dan suatu kali amarah saya memuncak, karena sudah tidak tahan melihat kelakuannya yang semena2 kepada anak2nya dan terutama ibu saya.. saya tanpa pikir panjang mengeluarkan kata2 kasar dan mengatakan bahwa dia seorang ayah yang tidak becus dan tidak pantas untuk dipanggil ABI oleh anak2nya.
Dan tahukah Anda apa yang ida lakukan? Dia mengacungkan kepalan tangannya didepan wajah saya dan dia menampar saya dengan arogannya mengatakan saya harus hormat kepadanya dan ocehan2 yang seharusnya ditujukna untuk dirinya sendiri. Dan kejadian itu terjadi dibulan RAMADHAN bahkan seminggu sebelum hari raya. Kejadian itu semakin membuat saya semakin bertanya2 siapa yang benar dan siapa yang salah, apakah dibenarkan kata2 dibalas dengan fisik. Apakah orang yang taat beribadah tidak perlu lagi berkelakuan baik?
Cerita2 diatas hanyalah sebagian kecil dari perilaku seorang yang menganggap dirinya SHOLEH dan selalu benar. Masih banyak lagi tindakan2nya yang bagi saya tidak layak bahkan mustahil dilakukan oleh orang Sholeh... Apakah orang sholeh menyukai gambar2 porno? Apakah orang sholeh yang sudah beristri dihalalkan keluar makan malam dengan wanita dengan dalih sudah seperti adik sendiri( kalau begitu anggap saja semua saudara sehingga tidak ada lagi batasan muhrim??).. Apakah orang Sholeh suka memamerkan kebaikan yang ia lakukan? Bagaimana hukumnya membentak dan memerintah orang tua? dan pertanyaan2 lainnya yang ingin sekali tahu jawabannya...
Kini tidak ada lagi rasa kagum saya untuk kakak ipar saya itu yang tersisa adalah rasa prihatin untuk kakak saya karena memiliki suami yang berkedok.. Mungkin ini saja dulu yang dapat saya sampaikan. Saya amat sangat menunggu respon dari Anda karena sebenarnya masih banyak lagi yang ingin saya utarakan..
Demi kekuatan IMAN dan IKHSAN saya mohon bantuannya..
Wassalam
Hamba ALLAH
"hamba Allah" hamba79@...
Jawaban buat hamba Allah,
Wassalamu’Alaikum wr. wb,
Saya turut prihatin dengan kejadian seperti itu dan hal itu sering terjadi, secara kasat mata apa yang kita lihat biasanya diawal itu senantiasa terlihat baik, karena biasanya ornag bisa menjaga image pada saat awal dan berusaha baik untuk dilihat orang, tetapi pada kelanjutannya semakin kita bisa amati maka karakter asli bisa kelihatan. Untuk itu karena telah terjadi hanya bisa bersabar dan berusaha untuk bisa mengubah karakter yang kurang baik menjadi baik dan ini memerlukan waktu yang cukup panjang.
Coba bicara dengan kakak secara pribadi apakah sepakat bahwa suami kakakmu itu memiliki karakter kurang baik? Kalau sama buatlah langkah-langkah yang disepakati untuk mengubah prilaku kakak ipar dengan mulai mengidentifikasi apa yang baiknya dari dia dan apa yang kurang baiknya menurut kalian, atau carilah teman dekatnya (teman se majelis taklim/sahabat suami yang disegani oleh suami) bicarakan dengan teman suami tersebut, mintalah tolong untuk mentausyiahinya dengan pendekatan dari Al Qur-an dan sunnah tentang adab berkeluarga ( yang disebut keluarga sakinah, mawaddah warohmah) yaitu tugas dan kewajiban baik untuk istri maupun untuk suami serta sebagai anak sholeh.
Ajak bicara oleh istrinya tentang sikapnya terhadap Qur-an dan sunnah apakah menjadi rujukan dalam kehidupannya atau tidak ? jika jawabanya ya maka lanjutkan berdialog dengan suami untuk mengetahui pemahaman suami mengenai keluarga sakinah dari hasil dialog cocokan dengan pendekatan Al Qur-an dan Sunnah yang kalian temukan apakah suami kakakmu itu faham dengan pendekanan itu atau tidak? Jika tidak berarti kakak iparmu itu belum tahu tentang keluarga sakinah atau hak dan kewajiban sebagai suami dan ayah yang baik maka kita perlu memberikan bimbingan kepadanya karena kesalahan yang dilakukannya berarti karena ketidaktahuannya. Tetapi caranya jangan dengan cara seperti menggurui tetapi mengajak dia untuk membaca buku dan mendiskusikannya sambil diajak untuk sama-sama melakukan sebagai suami istri yang baik dan sebagai ayah dan ibu yang baik. Atau kalau dia tahu dengan pendekatan Al Quran dan sunnah, berarti dia belum mendapatkan bimbingan dari Allah SWT, maka ajaklah dia membaca Al Qur-an surat 61 ayat 1-4,
Bismillahirahmanirrahim...
Saya ingin bercerita mengenai konflik yang terjadi dalam keluarga saya.
Pertanyaan saya adalah berkisar tentang keimanan seseorang. Saya mempunyai kakak ipar laki2 yang kesehariannya taat beribadah, selalu mengagungkan sifat2 dan perilaku Rasulullah.. singkatnya dia mengaku bahwa dirinya seorang "Ikhwan". Pada awal pernikahannya dengan kakak saya yang juga seorang "Akhwat" tidak bermasalah bahkan keluarga kami sangat berharap kehadirannya dapat meningkatkan kualitas rohani di keluarga kami. Namun seiring berjalannya waktu kejanggalan2 itupun timbul. Sikap dan perilaku kakak ipar saya itu ternyata banyak yang tidak sesuai dengan harapan kami bahkan sangat mengecewakan.
Banyak sekali hal2 yang diluar perkiraan dan harapan, padahal dia selalu membanggakan keSHOLEHANnya. Contohnya adalah sifatnya yang selalu mementingkan diri sendiri ketimbang keluarganya (istri dan 2 anaknya yang masih bayi)..Dia sering lapar mata terutama untuk barang2 yang sifatnya duniawi seperti HP, MP3 dll..Padahal dari segi penghasilan tidaklah mencukupi kebutuhannya sehari2 buktinya untuk mengontrak rumahpun mereka belum mampu. Sering istrinya dibuat menangis karena kurangnya perhatian dan tidak PEKAnya suaminya itu terhadap anak2nya. Dan yang membuat hati saya kesal dia tampak tidak perduli dengan anak2nya dan selalu mengandalkan IBU saya (mertuanya untuk menggendong sampai menceboki anak2nya) sementara tidak ada yang dia lakukan selain menonton TV..
Pantas saja anaknya tidak mau dengan dia pun bila dia pegang lebih banyak menangisnya karena kecuekkannya. Bila dinasihati oleh nenek saya untuk menjaga dan perhatian terhadap keluarganya, jawabannya dengan nada tinggi mengatakan bahwa dia lebih tahu di banding nenek saya itu. Bisa dibayangkan betapa sakit hatinya hati nenek saya. Sayapun bilang orang seperti itu tidak perlu digubris.
Dan suatu kali amarah saya memuncak, karena sudah tidak tahan melihat kelakuannya yang semena2 kepada anak2nya dan terutama ibu saya.. saya tanpa pikir panjang mengeluarkan kata2 kasar dan mengatakan bahwa dia seorang ayah yang tidak becus dan tidak pantas untuk dipanggil ABI oleh anak2nya.
Dan tahukah Anda apa yang ida lakukan? Dia mengacungkan kepalan tangannya didepan wajah saya dan dia menampar saya dengan arogannya mengatakan saya harus hormat kepadanya dan ocehan2 yang seharusnya ditujukna untuk dirinya sendiri. Dan kejadian itu terjadi dibulan RAMADHAN bahkan seminggu sebelum hari raya. Kejadian itu semakin membuat saya semakin bertanya2 siapa yang benar dan siapa yang salah, apakah dibenarkan kata2 dibalas dengan fisik. Apakah orang yang taat beribadah tidak perlu lagi berkelakuan baik?
Cerita2 diatas hanyalah sebagian kecil dari perilaku seorang yang menganggap dirinya SHOLEH dan selalu benar. Masih banyak lagi tindakan2nya yang bagi saya tidak layak bahkan mustahil dilakukan oleh orang Sholeh... Apakah orang sholeh menyukai gambar2 porno? Apakah orang sholeh yang sudah beristri dihalalkan keluar makan malam dengan wanita dengan dalih sudah seperti adik sendiri( kalau begitu anggap saja semua saudara sehingga tidak ada lagi batasan muhrim??).. Apakah orang Sholeh suka memamerkan kebaikan yang ia lakukan? Bagaimana hukumnya membentak dan memerintah orang tua? dan pertanyaan2 lainnya yang ingin sekali tahu jawabannya...
Kini tidak ada lagi rasa kagum saya untuk kakak ipar saya itu yang tersisa adalah rasa prihatin untuk kakak saya karena memiliki suami yang berkedok.. Mungkin ini saja dulu yang dapat saya sampaikan. Saya amat sangat menunggu respon dari Anda karena sebenarnya masih banyak lagi yang ingin saya utarakan..
Demi kekuatan IMAN dan IKHSAN saya mohon bantuannya..
Wassalam
Hamba ALLAH
"hamba Allah" hamba79@...
Jawaban buat hamba Allah,
Wassalamu’Alaikum wr. wb,
Saya turut prihatin dengan kejadian seperti itu dan hal itu sering terjadi, secara kasat mata apa yang kita lihat biasanya diawal itu senantiasa terlihat baik, karena biasanya ornag bisa menjaga image pada saat awal dan berusaha baik untuk dilihat orang, tetapi pada kelanjutannya semakin kita bisa amati maka karakter asli bisa kelihatan. Untuk itu karena telah terjadi hanya bisa bersabar dan berusaha untuk bisa mengubah karakter yang kurang baik menjadi baik dan ini memerlukan waktu yang cukup panjang.
Coba bicara dengan kakak secara pribadi apakah sepakat bahwa suami kakakmu itu memiliki karakter kurang baik? Kalau sama buatlah langkah-langkah yang disepakati untuk mengubah prilaku kakak ipar dengan mulai mengidentifikasi apa yang baiknya dari dia dan apa yang kurang baiknya menurut kalian, atau carilah teman dekatnya (teman se majelis taklim/sahabat suami yang disegani oleh suami) bicarakan dengan teman suami tersebut, mintalah tolong untuk mentausyiahinya dengan pendekatan dari Al Qur-an dan sunnah tentang adab berkeluarga ( yang disebut keluarga sakinah, mawaddah warohmah) yaitu tugas dan kewajiban baik untuk istri maupun untuk suami serta sebagai anak sholeh.
Ajak bicara oleh istrinya tentang sikapnya terhadap Qur-an dan sunnah apakah menjadi rujukan dalam kehidupannya atau tidak ? jika jawabanya ya maka lanjutkan berdialog dengan suami untuk mengetahui pemahaman suami mengenai keluarga sakinah dari hasil dialog cocokan dengan pendekatan Al Qur-an dan Sunnah yang kalian temukan apakah suami kakakmu itu faham dengan pendekanan itu atau tidak? Jika tidak berarti kakak iparmu itu belum tahu tentang keluarga sakinah atau hak dan kewajiban sebagai suami dan ayah yang baik maka kita perlu memberikan bimbingan kepadanya karena kesalahan yang dilakukannya berarti karena ketidaktahuannya. Tetapi caranya jangan dengan cara seperti menggurui tetapi mengajak dia untuk membaca buku dan mendiskusikannya sambil diajak untuk sama-sama melakukan sebagai suami istri yang baik dan sebagai ayah dan ibu yang baik. Atau kalau dia tahu dengan pendekatan Al Quran dan sunnah, berarti dia belum mendapatkan bimbingan dari Allah SWT, maka ajaklah dia membaca Al Qur-an surat 61 ayat 1-4,
- Bertasbih kepada Allah apa saja yang ada di langit dan apa saja yang ada di bumi; dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat?
- Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.
- Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.
dan ajaklah berdialog bagaimana pemahaman dia mengenai ayat itu, dan bagaimana jika kita termasuk orang yang mengatakan, memahami tetapi tidak mengerjakan? Karena dalam ayat tersebut dikatakan amat besar kebencian Allah kepada yang mengatakan tetapi tidak mengerjakan. Selamat mencoba semoga berhasil tetapi sebelumnya berdo’a dulu untuk diberikan kemudahan kepada Allah agar kakak ipar diberikan hidayah untuk mau berubah kearah yang baik sesuai dengan bimbinganNya dan Sunnah Rasulullah.
Wassalam,
Pengasuh
5 Comments:
At 9:21 PM, nissa said…
ass.wr.wb.saya sudah 5th menikah,alhamdulillah kehidupan rumahtangga sy dan suami bahagia meski kami belum dikarunia buah hati,,pertengkranpun jarang sekali terjadi.tapi kami ada masalah dgn kk sy yg berarti kk ipar utk suami sy,,dari awal pernikahan memamg kk saya itu cenderung tidak menyukai suami sy,sy jg tidak tahu apa alasannya,tp mereka slalu meminta tolong kpd suami sy jadi bisa dikatakan kalo perlu saja mrk mau baik pd suami sy,suami sy hanya bersabar saja apalg kl kadang2 dia dipermalukan dpn klrg besar sy,suami sy tidak mau melihat sy bersedih jd dia memilih utk menerima.suatu hari orang tua saya ada pindhan,krn kami beda rumah mk kami dijanjikan diberitahu kpn dimulai pindahannya.trnyata tanpa sepengetahuan kami mrk sdh pindah pdhal sblmnya jg saya msh sering kerumah ortu untuk membantu hal2 kecil keperluan ortu,kedua kk saya marah kenapa suami sy tdk membantu mrk..demi Allah kami berdua tdk tau kl dah pindahn,wkt sy tanya keibu sy,ibu jwb memang pindahnya mendadak,,kk sy bilang seharusnya kami berdua yg slalu bertanya kpn mrk mau pindah.rupanya kesabaran suami sy sdh sampai puncaknya krn dia dimaki2 dan dihina,sy jg sdh tidak tahan lg dgn sikap kk sy itu sehingga suami sy melarang utk bertemu dgn kk sy ..kami punya kehidupan rumah tangga sendiri dgn masalah2 yg kami hadapi sendiri tp kk sy menuntut kami untuk selalu ada dlm semua kegiatan klrg..skrg sdh 4 bln sy tdk bertemu mrk,,tentu saja hidup kami malah lebih tenang..sy cuma mau bertanya salahkah sy untuk menuruti suami sy krn bagi saya suami adalah imam dirumah tangga saya,,perlu diketahui kk saya yg satu blm pernah menikah dan yg satunya lg sdh bercerai.terimaksh atas sarannya,,wass.wr.wb.
At 3:00 AM, dewi said…
sya baru menikah 1th tapi knp dari awal pernikahan kami sampai skg yg terjadi kok pertengkaran trs tiap hri ga ada tenangnya sdgkan klo sya cekcok mertua sya slalu ikut campur & stiap suami sya mrh slalu kta cerai yg terucap&slalu ngusir sya dari rmh ortu nya krn sya msh numpang dirmh mertua,sya jd bingung.
Tlg sya mnt saran nya apa yg hrs sya lakukan dgn situasi yg sperti ini?
trimaksh
At 4:25 AM, Aplikasi Penjualan said…
Salam..., saya cia, ibu dengan 1 anak dan bekerja di salah satu instansi di surabaya sebagai tenaga honorer. Usia pernikahan saya dengan suami sudah 3 tahun, dan usia anak kami sekarang akan menginjak 1 tahun di akhir maret nanti. Saya beserta suami n anak, tinggal di rumah suami, rumah warisan pemberian almh suami saya. Dirumah itu saya n suami beserta anak tinggal bersama kakak ipar, yaitu kakak perempuan suami. Mereka juga sudah berkeluarga n memiliki satu anak perempuan yg masih duduk dibangku sekolah dasar. Kenapa mereka bisa tinggal dirumah suami saya ? Memang dulu sebelum suami saya menikahi saya, dia tinggal bersama kakak nya karena rumah kakaknya dikontrakkan, mungkin krn dulu mereka berfikir suami saya masih belum menikah, jadi lebih baik satu rumah dengan adiknya. Nanti setelah kontrakan abiz, aq bakal pindah n krn kmu jg sudh menikah, ujara kakaknya. Tpi stelah kami menikah, mereka msh jg blom pindah, ternyata kontrakan rumahnya diperpanjang dengan alasan butuh uang. Ok kami tolerir selama 1 tahun. Jarak 3 bulan kami menikah, saya hamil. Dan krn suami kakak ipar memelihara burung,akhirnya saya n suami mengalah utk tinggal dirumah nenek yg kebetulan udh lama kosong. Setelah 9 bulan saya tinggal dirumh nenek n menjelang persalinan, kamipun kembali kerumah suami krn biar sikecil ada yg bantuin ngurus. Udh setahun lebih usia pernikahan saya n suami,mereka blom jg pindah,padahal rumh kontrakan udh abis n mengontrak pun sudah lama pindah. Wktu ditanya kpn pindah,kakak ipar saya malah marah", katanya nanti" ga jelas sambil ngomel n marah". Akhirnya kamipun diam n mengalah lagi utk yg ke'2 kalinya. Dan smpe usia ank saya skrg 1 tahun, mereka jg msh saja blom pindah, kali ini dengan alasan rumahnya rusak n harus diperbaiki dulu. Ok, kami terima alasan itu. Tpi mereka malah santai n ga nyari tukang buat benerin rumahnya, cumn alasan,omdo. Iya klo mereka itu tipe org yg mengerti n punya rasa sungkan. Mereka ini modelnya kaya ratu n raja yg suka seenaknya sendiri, berlagak kayak yg punya rumah n qta seperti yg numpang, apa" yg rusak mereka ga mau benerin, smpe saya udh renovasi kamar mandi dan teras depan, tpi mereka msh aja ga sungkan n ttp tinggal dirumah suami dengan santainya. Suami saya sndri klo saya suruh bilg ke kakaknya, dia seperti takut.
klo kayak gini, mau sampe kpn ?
Disini saya mau minta pendapat n saran, apa yg harus saya lakukan, agar mereka cepat pindah dri rumah suami saya ?
trimakasih..
At 3:22 AM, andini sinta sari said…
Saya wanita yang baru menikah 2 bulan, awalnya saya tidak ada masalah dengan adik ipar perempuan saya, karena selama ini kami lumayan dekat, namun saya sangat kecewa dengan kejadian 2 hari lalu, awalnya suami saya ngeshare lowongan pekerjaan di tempat dia bekerja, lowongan itu adalah OB sedangkan adik ipar saya baru saja lulus sarjana, dia merasa terhina dengan lowongan pekerjaan yang di share oleh suami saya karena dia berpikir tidak pantas seorang lulusan sarjana menjadi OB lalu dia menghina saya karena menurutnya yang pantas dalam pekerjaan OB itu adalah saya karena saya hanya tamatan SMK, padahal saya sudah banyak pengalaman dalam pekerjaan di perusahaan2 besar, namun 1 bulan ini saya sengaja mengundurkan diri dari pakerjaan saya karena saya ingin fokus menjadi ibu rumah tangga saja, apakah saya salah jika saya tidak terima atas hinaan adik ipar saya ? Saya sangat kecewa dengan perkataan adik ipar saya padahal harusnya dia lebih intropeksi diri, lulusan sarjana namun menggoda suami orang dan hingga sekarang dia belum mendapatkan pekerjaan padahal sudah 5 bulan dia lulus sarjana..apakah saya salah telah mendo'akan dia agar diberikan pelajaran oleh ALLAH SWT. karena mulutnya sangat tidak ber etika saat berbicara dengan saya dan menghina saya..
At 11:21 PM, Unknown said…
Tepat pada 24 desember 2018 saya resmi dihalalkan oleh suami saya.Dan sekarang saya tinggal satu atap dirumah mertua saya.
Awal saya berumah tangga,apapun keperluan dirumah saya seperti beras,bayar listrik,beli gas,keperluan kamar mandi saya beli dan khususnya sayuran ditiap harinya,agar bisa meringankan beban mertua saya.
Beliau anak kedua dari 3 bersaudara,kakaknya sudah menikah dan dikaruniai anak perempuan dan sekarang istrinya sedang mengandung.
Anehnya,hampir setiap hari kakak ipar saya makan dirumah mertua saya,padahal saya yg masak untuk suami,ibu mertua,bapak mertua,dan adik ipar saya.
Saya ingin tahu,apa hukumnya bila kakak ipar saya masih makan atas hasil kerja keras suami saya,padahal kami telah sama² berumah tangga.
Terima kasih
Post a Comment
<< Home