Konsultasi Keluarga Muslim

berbagi suka...duka...luka...kecewa

Tuesday, November 21, 2006

Bingung Menghadapi Isteri

Assalamu'alaikum Wr Wb

salam dan doa senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah Aza Wa Jalla yang telah meberikan Rahmad dan HidayahNya pada kita dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Amin

selama ini kami baru saja menjalani kehidupan bersama dalam mahligai pernikahan selama 1 tahun terakhir ini. proses pernikahan kami mengilhami dari tuntunan syariat dengan arti kata tanpa melakukan proses pacaran layaknya muda mudi sekarang kami memang sebelumnya pernah kenal dan sebatas tahu saja siapa dia dan saya, dalam sebuah keputusan kami sepakat untuk menikah bulan september 2005 lalu. namun dalam perjalanan awal hingga sekarang bayak sekali pertikaian yang kami alami yang tiada henti dari hari kehari mulai dari sebuah permasalahan sepele, kecemburuan, kurang kepercayaan masing-masing terhadap hp, salah paham pengertian bahasa karena kami dari later belakang beda suku dan kebiasaan anatar jawa dan banjar, sampai masalah yang rumit dan besar sekalipun kami alami tida henti-hentinya. dalam setiap pertengkaran istri saya selalu memulai dengan perkataan kasar terhadap saya lebih-lebih perkataan yang tidak pantas semisal " Bajingan kamu "dan tidak cukup disitu tamparan dan pukulan bertibi-tubi menghantam dan mendata di muka saya, terkadang saya juga terpancing emosi untuk melakukan pertahanan dan perlawanan namun saya sadar tidak lebih dari pada menganiaya.
pertanyaan saya :
1. Bagaimana menanggani sifat istri yang selalu gaya hidup gengsi padahal dia orang yang taat agama.?
2. Bagaimana menanggani sikap istri yang demikian hal diatas.?
3. Bagaimana ketegasan apa yang saya lakukan ?
4. Bagaimana menaggani istri yang selalu menutupi kebohongan dirinya dan pihak keluarganya?
5. Bagaimana menanggani istri yang selalu menyembunyikan uang belanja dengan maksud untuk diberikan pada pihak keluarganya.

mohon kiranya pertanyaan dan masalah sya yang cukup pekat dan rumit ini mendapatkan solusi yang terbaik bagi kita semua


Wassalamu'alaikum Wr Wb

OKI M ALFIANSYAH, SH

JAWABAN PENGASUH

Pak Oki yang dicintai Allah,

Apa yang sudah pak Oki lakukan sudah tepat,

  1. Samakan visi dan misi hidup dalam membentuk keluarga
  2. Saling membuka diri termasuk dalam hal keuangan
  3. Buatlah kesepakatan apa yang suka dan yang tidak suka masing-masing pihak. Saling bercerita tentang kebiasaan, keluarga dan kebutuhan2 lain
  4. Buat program untuk sama-sama ditaati, artinya buatlah program bahwa semua keinginan isteri maupun suami jika itu sesuai dengan kehendak Allah dijadikan rujukan, siapa-siapa yang tidak sesuai program yang disepakati dalam menjalani kehidupan rumah tangga harus berlapang dada untuk diingatkan dan untuk berubah.
  5. Bersama-sama mengikuti majelis ta’lim dengan mendatangi ustadz atau ustadz ke rumah.
  6. Jika isteri telah berlaku ’durhaka’(jika sudah melanggar syariat Allah, dan dipandang sudah keterlaluan) terhadap suami , suami wajib mengingatkannya secara lisan jika tidak berubah boleh dengan memukulnya (bagian yang tidak berbahaya)
  7. Ingatkan kepada isteri kalau suami adalah pimpinan rumah tangga, selama suami benar menurut ajaran Allah maka isteri wajib taat padanya, bersikaplah tegas terhadap isteri jika isteri membangkang.
  8. Jelaskan pada isteri semua hal yang terjadi dalam rumah tangga harus sepengetahuan dan ijin suami.

Semoga isteri Pak Oki diberi taufik dan hidayarNya dan semoga barokah dan bimbingan Allah senantiasa menyertai rumah tangga Pak Oki

2 Comments:

  • At 4:39 AM, Anonymous Anonymous said…

    Kekerasan Dalam Rumah Tangga
    Assalamu'alaikum Wr. Wb

    Saya adalah seorang pria berumur 30 tahun dan sudah mempunyai seorang anak yang berumur 2 tahun. Pernikahan saya dengan istri sudah berlangsung 3.5 tahun.
    Tadinya saya dan istri berada di kota A, namun karena saya merasa tidak betah, akhirnya saya pulang ke kampung B dan disana saya memulai usaha baru yang tidak jauh berbeda dengan pekerjaan saya selama di kota A.

    Sekarang ini posisi saya sedang sendiri, dan sudah hampir 6 bulan istri berada di kota A. Alasannya adalah dia tidak mau kembali ke kampung saya karena dalam rumah tangga kami terjadi kekerasan. Sayalah yang memulai kekerasan itu. Sejak awal istri saya sudah banyak menuntut kepada saya. Tuntutan yang tidak wajar, dan terlalu banyak aturan. Sudah 2 kali saya harus dipecat dari perusahaan ketika bekerja di kota A gara2 saya tidak mengerjakan pekerjaan lembur saya.
    Alasannya adalah istri menginginkan saya untuk pulang cepat. Hampir tiap malam kami cekcok hingga akhirnya saya tidak tahan dan saya tampar mukanya. Tidak cukup saat itu saja, besoknya dia tetap bersikap sama. Pernah satu kali dia marah karena saya tidak bisa diandalkan mendapatkan uang untuk menebus perhiasan dia di pegadaian. Demi istri, saya berusaha untuk mendapatkan uang itu. Apa hasilnya? Setelah uang itu ada, dan saya serahkan semuanya ke istri, besoknya dia malah jalan2 ke mal dan belanja ini itu. Ketika saya tegur, bukannya merasa bersalah malah marah2. Katanya saya ini suami yang tidak mengerti istri.

    Saya sudah tidak tahan dengan perkataan dan pengertian dia yang hanya sepihak saja. Tidak hanya itu saja cerita cekcok kami, tapi banyak hal yang membuat saya beberapa kali menampar muka istri saya. Saya salah besar, saya merasa bahwa tindakan saya terlalu berlebihan.

    Saat ini, saya tidak tahu harus bagaimana? Saya takut bila mengharapkan dia lagi, nantinya kondisi sebelumnya terjadi lagi. Sudah sering saya memberi pengertian, agar sedikit memahami posisi saya. Tapi dia tidak bisa mengerti, sekali harus maunya ya harus.

    Apa yang harus saya lakukan?
    1. Apakah saya hanya berdiam diri saja di sini, sedang istri dan anak saya di kota A?
    2. Apakah lebih baik saya kesana menanyakan seklaigus mengajak istri saya kembali? Hal itu tidak mungkin, karena saya sudah pernah mencobanya.

    terima kasih ..

     
  • At 6:24 AM, Anonymous Anonymous said…

    Assalamualaikum wr wb,
    Pak, saya juga baru saja mengarungi kehidupan rumah tangga, mungkin bapak lebih senior, sudah ada anak umur 2.5 tahun. Saya belum genap satu tahun usia pernikahan. Sejauh yang saya pahami, terkadang ada istri yang tidak mengerti posisi suami dalam rumah tangga. Pemimpin. Kalau dikembalikan lagi ke agama, ya itu kodrat lelaki dalam rumah tangga. Tapi sebagai pemimpin pun dituntut tanggung jawab. Mau seperti apa rumah tangga. Kalau saya jadi bapak, saya akan ajak dulu anak bapak untuk liburan ke kampung. Kasih tau apa aja yang menarik. Kalau ke istri, bilang saja, bahwa bapak pindah karena istri bapak. Cukup logis. Tentunya dengan cara-cara yang menarik dan sabar. Saya tahu pasti sulit. Tapi setiap saat minta petunjuk-Nya. Sholat dan puasa. InsyaAllah. Tak perlu khawatir. Saya menyadari dalam rmh tangga tidak ada yang 100% cocok. Ketidakcocokannya itulah yang menjadi ladang amal, dan menurut hemat saya, inilah yang dinamakan menyempurnakan agama. Semoga membantu.

     

Post a Comment

<< Home