Toilet Training
Oleh Rina M.Taufik
Dalam tidurnya yang lelap dan kadang-kadang tersenyum ….kucoba menebak mimpi yang tengah berlangsung , ia mungkin sedang menyanyi, nari di atas meja ‘oshin’ yang sering ia lakukan sambil memegang potongan kaki boneka yang dianggapnya sebagai mic…”..cicak-cicak…di tintin yam yam rayap datang ekor muk…lalu tttangkap..”
Ah anakku sayang, aku terus memandanginya ada bulu-bulu halus di pangkal dahinya wajahnya bersih, polos tanpa dosa….yang akan membuat siapapun senang melihatnya. Temanku bilang anak adalah pelipur lara, obat stress dan depresi
Baru ku sadari kalau ia sudah 23 bulan lebih 2 minggu ……ya Allah aku lupa…menurut buku yang kubaca sudah saatnya ia berlatih ke toilet. Selain anakku aku mengingat Naki, Syifa, Siddiq dan WTC (Wafa Tsabitah Qorina….) anak saudaraku yang sebaya dengan anakku. Apa Ibu mereka pun lupa seperti aku…..???????????
Toilet Training
Adalah latihan mengontrol buang air, usia yang tepat untuk berlatih sekitar 18-24 bulan sangat tergantung pada perkembangan beberapa otot tertentu , minat dan kesadarannya akan’basah’yang bersumber dari tubuhnya, sehingga ia mulai sadar bahwa ada hubungan antara genangan air dengan dengan dirinya.
Jika anak sudah memiliki kesadaran seperti itu maka
1. Kenalkan apa yang disebut dengan ‘pipis’ dan buang air besar
Menjelaskan dengan gambar akan lebih bermakna dan anak tertarik, gambar proses terjadinya kencing dan feces (…banyak buku yang memperlihat itu…misalnya WWP, buku Pengetahuan Tubuhmu dari PT Mandira untuk anak dan banyak lagi) berceritalah kepada mereka biarkan ia melihat dan mendengarkan kita (walaupun anak seusia ini tidak focus dalam mendengarkan kita tapi telinganya kan bolong…., artinya otaknya siap menerima informasi dari kita)
2. Pesankan jika sudah terasa mau buang air bilang “mama mau pipis….or …eo…”
3. Biasakanlah untuk membawa anak kita ke jamban pada jam-jam tertentu (berdasarkan kebiasaan, lakukan pengamatan setiap berapa lama anak buang air) jam yang hampir tiap anak sama adalah pada saat bangun tidur dan sebelum tidur
4. Belilah pispot untuk anak (bila perlu) , dudukanlah ia diatasnya
5. Belilah celana yang sederhana yang memudahkannya untuk membuka ia ia terasa mau buang air.
6. Bersikaplah santai menghadapinya dan jangan sekali-kali memaksanya
7. Berilah pujian pada setiap sikap yang positif dan lupakanlah kegagalan anak
Dalam tidurnya yang lelap dan kadang-kadang tersenyum ….kucoba menebak mimpi yang tengah berlangsung , ia mungkin sedang menyanyi, nari di atas meja ‘oshin’ yang sering ia lakukan sambil memegang potongan kaki boneka yang dianggapnya sebagai mic…”..cicak-cicak…di tintin yam yam rayap datang ekor muk…lalu tttangkap..”
Ah anakku sayang, aku terus memandanginya ada bulu-bulu halus di pangkal dahinya wajahnya bersih, polos tanpa dosa….yang akan membuat siapapun senang melihatnya. Temanku bilang anak adalah pelipur lara, obat stress dan depresi
Baru ku sadari kalau ia sudah 23 bulan lebih 2 minggu ……ya Allah aku lupa…menurut buku yang kubaca sudah saatnya ia berlatih ke toilet. Selain anakku aku mengingat Naki, Syifa, Siddiq dan WTC (Wafa Tsabitah Qorina….) anak saudaraku yang sebaya dengan anakku. Apa Ibu mereka pun lupa seperti aku…..???????????
Toilet Training
Adalah latihan mengontrol buang air, usia yang tepat untuk berlatih sekitar 18-24 bulan sangat tergantung pada perkembangan beberapa otot tertentu , minat dan kesadarannya akan’basah’yang bersumber dari tubuhnya, sehingga ia mulai sadar bahwa ada hubungan antara genangan air dengan dengan dirinya.
Jika anak sudah memiliki kesadaran seperti itu maka
1. Kenalkan apa yang disebut dengan ‘pipis’ dan buang air besar
Menjelaskan dengan gambar akan lebih bermakna dan anak tertarik, gambar proses terjadinya kencing dan feces (…banyak buku yang memperlihat itu…misalnya WWP, buku Pengetahuan Tubuhmu dari PT Mandira untuk anak dan banyak lagi) berceritalah kepada mereka biarkan ia melihat dan mendengarkan kita (walaupun anak seusia ini tidak focus dalam mendengarkan kita tapi telinganya kan bolong…., artinya otaknya siap menerima informasi dari kita)
2. Pesankan jika sudah terasa mau buang air bilang “mama mau pipis….or …eo…”
3. Biasakanlah untuk membawa anak kita ke jamban pada jam-jam tertentu (berdasarkan kebiasaan, lakukan pengamatan setiap berapa lama anak buang air) jam yang hampir tiap anak sama adalah pada saat bangun tidur dan sebelum tidur
4. Belilah pispot untuk anak (bila perlu) , dudukanlah ia diatasnya
5. Belilah celana yang sederhana yang memudahkannya untuk membuka ia ia terasa mau buang air.
6. Bersikaplah santai menghadapinya dan jangan sekali-kali memaksanya
7. Berilah pujian pada setiap sikap yang positif dan lupakanlah kegagalan anak
1 Comments:
At 3:21 AM, Sandeq said…
Wah, kakak saya mesti baca ini. Anaknya udah kelewat gede untuk pake popok. Terima kasih buat artikelnya.
Post a Comment
<< Home