Konsultasi Keluarga Muslim

berbagi suka...duka...luka...kecewa

Sunday, October 29, 2006

KONFLIK DENGAN SAUDARA IPAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Bismillahirahmanirrahim...

Saya ingin bercerita mengenai konflik yang terjadi dalam keluarga saya.

Pertanyaan saya adalah berkisar tentang keimanan seseorang. Saya mempunyai kakak ipar laki2 yang kesehariannya taat beribadah, selalu mengagungkan sifat2 dan perilaku Rasulullah.. singkatnya dia mengaku bahwa dirinya seorang "Ikhwan". Pada awal pernikahannya dengan kakak saya yang juga seorang "Akhwat" tidak bermasalah bahkan keluarga kami sangat berharap kehadirannya dapat meningkatkan kualitas rohani di keluarga kami. Namun seiring berjalannya waktu kejanggalan2 itupun timbul. Sikap dan perilaku kakak ipar saya itu ternyata banyak yang tidak sesuai dengan harapan kami bahkan sangat mengecewakan.

Banyak sekali hal2 yang diluar perkiraan dan harapan, padahal dia selalu membanggakan keSHOLEHANnya. Contohnya adalah sifatnya yang selalu mementingkan diri sendiri ketimbang keluarganya (istri dan 2 anaknya yang masih bayi)..Dia sering lapar mata terutama untuk barang2 yang sifatnya duniawi seperti HP, MP3 dll..Padahal dari segi penghasilan tidaklah mencukupi kebutuhannya sehari2 buktinya untuk mengontrak rumahpun mereka belum mampu. Sering istrinya dibuat menangis karena kurangnya perhatian dan tidak PEKAnya suaminya itu terhadap anak2nya. Dan yang membuat hati saya kesal dia tampak tidak perduli dengan anak2nya dan selalu mengandalkan IBU saya (mertuanya untuk menggendong sampai menceboki anak2nya) sementara tidak ada yang dia lakukan selain menonton TV..

Pantas saja anaknya tidak mau dengan dia pun bila dia pegang lebih banyak menangisnya karena kecuekkannya. Bila dinasihati oleh nenek saya untuk menjaga dan perhatian terhadap keluarganya, jawabannya dengan nada tinggi mengatakan bahwa dia lebih tahu di banding nenek saya itu. Bisa dibayangkan betapa sakit hatinya hati nenek saya. Sayapun bilang orang seperti itu tidak perlu digubris.

Dan suatu kali amarah saya memuncak, karena sudah tidak tahan melihat kelakuannya yang semena2 kepada anak2nya dan terutama ibu saya.. saya tanpa pikir panjang mengeluarkan kata2 kasar dan mengatakan bahwa dia seorang ayah yang tidak becus dan tidak pantas untuk dipanggil ABI oleh anak2nya.

Dan tahukah Anda apa yang ida lakukan? Dia mengacungkan kepalan tangannya didepan wajah saya dan dia menampar saya dengan arogannya mengatakan saya harus hormat kepadanya dan ocehan2 yang seharusnya ditujukna untuk dirinya sendiri. Dan kejadian itu terjadi dibulan RAMADHAN bahkan seminggu sebelum hari raya. Kejadian itu semakin membuat saya semakin bertanya2 siapa yang benar dan siapa yang salah, apakah dibenarkan kata2 dibalas dengan fisik. Apakah orang yang taat beribadah tidak perlu lagi berkelakuan baik?

Cerita2 diatas hanyalah sebagian kecil dari perilaku seorang yang menganggap dirinya SHOLEH dan selalu benar. Masih banyak lagi tindakan2nya yang bagi saya tidak layak bahkan mustahil dilakukan oleh orang Sholeh... Apakah orang sholeh menyukai gambar2 porno? Apakah orang sholeh yang sudah beristri dihalalkan keluar makan malam dengan wanita dengan dalih sudah seperti adik sendiri( kalau begitu anggap saja semua saudara sehingga tidak ada lagi batasan muhrim??).. Apakah orang Sholeh suka memamerkan kebaikan yang ia lakukan? Bagaimana hukumnya membentak dan memerintah orang tua? dan pertanyaan2 lainnya yang ingin sekali tahu jawabannya...

Kini tidak ada lagi rasa kagum saya untuk kakak ipar saya itu yang tersisa adalah rasa prihatin untuk kakak saya karena memiliki suami yang berkedok.. Mungkin ini saja dulu yang dapat saya sampaikan. Saya amat sangat menunggu respon dari Anda karena sebenarnya masih banyak lagi yang ingin saya utarakan..
Demi kekuatan IMAN dan IKHSAN saya mohon bantuannya..


Wassalam

Hamba ALLAH
"hamba Allah" hamba79@...

Jawaban buat hamba Allah,

Wassalamu’Alaikum wr. wb,

Saya turut prihatin dengan kejadian seperti itu dan hal itu sering terjadi, secara kasat mata apa yang kita lihat biasanya diawal itu senantiasa terlihat baik, karena biasanya ornag bisa menjaga image pada saat awal dan berusaha baik untuk dilihat orang, tetapi pada kelanjutannya semakin kita bisa amati maka karakter asli bisa kelihatan. Untuk itu karena telah terjadi hanya bisa bersabar dan berusaha untuk bisa mengubah karakter yang kurang baik menjadi baik dan ini memerlukan waktu yang cukup panjang.

Coba bicara dengan kakak secara pribadi apakah sepakat bahwa suami kakakmu itu memiliki karakter kurang baik? Kalau sama buatlah langkah-langkah yang disepakati untuk mengubah prilaku kakak ipar dengan mulai mengidentifikasi apa yang baiknya dari dia dan apa yang kurang baiknya menurut kalian, atau carilah teman dekatnya (teman se majelis taklim/sahabat suami yang disegani oleh suami) bicarakan dengan teman suami tersebut, mintalah tolong untuk mentausyiahinya dengan pendekatan dari Al Qur-an dan sunnah tentang adab berkeluarga ( yang disebut keluarga sakinah, mawaddah warohmah) yaitu tugas dan kewajiban baik untuk istri maupun untuk suami serta sebagai anak sholeh.

Ajak bicara oleh istrinya tentang sikapnya terhadap Qur-an dan sunnah apakah menjadi rujukan dalam kehidupannya atau tidak ? jika jawabanya ya maka lanjutkan berdialog dengan suami untuk mengetahui pemahaman suami mengenai keluarga sakinah dari hasil dialog cocokan dengan pendekatan Al Qur-an dan Sunnah yang kalian temukan apakah suami kakakmu itu faham dengan pendekanan itu atau tidak? Jika tidak berarti kakak iparmu itu belum tahu tentang keluarga sakinah atau hak dan kewajiban sebagai suami dan ayah yang baik maka kita perlu memberikan bimbingan kepadanya karena kesalahan yang dilakukannya berarti karena ketidaktahuannya. Tetapi caranya jangan dengan cara seperti menggurui tetapi mengajak dia untuk membaca buku dan mendiskusikannya sambil diajak untuk sama-sama melakukan sebagai suami istri yang baik dan sebagai ayah dan ibu yang baik. Atau kalau dia tahu dengan pendekatan Al Quran dan sunnah, berarti dia belum mendapatkan bimbingan dari Allah SWT, maka ajaklah dia membaca Al Qur-an surat 61 ayat 1-4,

  1. Bertasbih kepada Allah apa saja yang ada di langit dan apa saja yang ada di bumi; dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
  2. Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat?
  3. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.
  4. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.

    dan ajaklah berdialog bagaimana pemahaman dia mengenai ayat itu, dan bagaimana jika kita termasuk orang yang mengatakan, memahami tetapi tidak mengerjakan? Karena dalam ayat tersebut dikatakan amat besar kebencian Allah kepada yang mengatakan tetapi tidak mengerjakan. Selamat mencoba semoga berhasil tetapi sebelumnya berdo’a dulu untuk diberikan kemudahan kepada Allah agar kakak ipar diberikan hidayah untuk mau berubah kearah yang baik sesuai dengan bimbinganNya dan Sunnah Rasulullah.

    Wassalam,
    Pengasuh

Thursday, October 19, 2006

Tentang Ibu

Assalamualaikum wr. wr

saya seorang ibu rumah tangga berusia 25 tahun yangmempunyai banyak sekali masalah.
Baik masalah dari masalalu maupun sekarang.Sampai saya bingung harus memulaidari masalah yang mana.saya merasa kehilangan arah terutama dalam masalah agama.

Mungkin untuk surat pertama saya akan menanyakan sikap apa yang harus saya ambil terhadap Ibu saya. Saya sangat mencintai dan menyayangi ibu,tapi terkadang sikap Ibu begitu membingungkan terutama bila beliau merasa kekurangan dalam segi materi.Dulu,sewaktu ibu masih menikah dengan Ayah, semua kebutuhan tercukupi.tapi sekarang ibu sudah lamabercerai. Dan bila ibu merasa kekurangan dalam segi materi dia akan marah,kesal,dan menuangkan semuanya kepada anak-anaknya dengan cara menyindir atau complain sepanjang hari.

Terkadang perkataan yang dikeluarkan tidak pantas dikeluarkan didepan ponakan-2yang masih berusia 8 dan 1 tahun.saya bingung harus bagaimana.Saya juga merasa bersalahdan mempunyai dosa banyak terhadap Ibu saya.Sekarang ini memang saya tidak tinggal bersamaIbu,melainkan bersama suami.Tapi kakak wanita sayayang serumah dengan Ibu sering sekali medapat masalahini.terima kasih atas sarannya.

Ukhti A

Wassalamualaikum
ukhti yang baik,

Ukhti jika usia telah mulai lanjut maka sikap orang tua akan kembali seperti anak kecil, mungkin begitu juga yang dihadapi oleh Ibu, kita anaknya harus maklum dan berlapang dada menghadapi sikapnya, jangan diambil hati perkataan-perkataannya abaikanlah, cuma perlu disampaikan dengan cara yang baik pada Ibu tidak baik marah-marah tanpa alasan apalagi dihadapan anak kecil.

Sampaikan bahwa anak-anak Ibu sangat mencintai beliau, cuma rasa cinta itu tidak bisa kami wakilkan seluruhnya dengan materi apalagi kondisi kami sudah memiliki tanggung jawab lain yang harus kami tanggung (berkeluarga). Jika kami punya uang tentu kami pun tak perlu disuruh akan berbagi pada Ibu, tapi rejeki berupa materi itu tidak selamanya ada kan Bu. Kami mohon maaf jika semua kebutuhan Ibu belum bisa kami penuhi seluruhnya. Mungkin sebaiknya kita semua harus berhemat, gaya hidup kita harus berbeda saat ada ayah dengan sekarang tanpa ayah. Jika Ibu merasa tersinggung oleh sikap kami, kami mohon Ibu membicarakannya baik-baik agar kami faham dan kita bisa carikan jalan keluarnya dengan baik

Dibiasakanlah untuk selalu mengkomunikasikan semua perasaan kita dan perasaan Ibu agar tidak ada salah faham, mulanya akan sulit tapi lama-kelamaan kita akan piawai dalam menyelesaikan masalah seperti ini. InsyaAllah ibu akan mengerti, beliau pun punya Ibu juga (nenek atau ibu mertuanya) pasti beliau akan mengerti.

Ingatlah seburuk apapun sikap seorang Ibu, pintu maafnya akan selalu terbuka bagi anak-anaknya, sebaliknya kita anak-anaknya selalu berhitung maaf dan selalu menuntut sikap yang sempurna dari orang tua kita.

Semoga Allah membukakan pintu hati Ibu ukhti, agar beliau sadar akan kehilafannya

Pengasuh

Mohon Petunjuk

Assallamua'laikum Wr.Wb.Aku perempuan berumur 34 th, lagi bekerja di sebuah perusahaan, tapi belum punya jodoh, setiap orang yang menyukaiku adalah orang yang sudahpunya istri. Aku hidup bersama 6 saudara aku yang paling besar.

Adikku yang kedua sudah merried dan tinggal bersama kami, dia mendapatkanjodoh, yang sebenarnya kedua orang tua ku tidak setuju karena orangnyatidak suka sholat, orangnya angkuh dan selalu berbeda pendapat denganadik2ku yang lain, makanya adik2ku tidak menyukainya tapi kami tidakbisa berbuat apa2 karena kehidupan keluarga ditopang oleh mereka meskipun tidak seratus persen.

Kedua orang tua ku setiap hari merasa tertekan dengan kelakuan suami adiku setiap hari orang tuaku hanya bisaberkata iya walaupun dibelakang berkata lain, bahkan suatu hari orangtuaku sampai berdoa " mudah2 dia mendapat celaka kalau pergi keluar"mungkin saking jengkelnya perasaan ibuku.

Yang aku ingin tanyakan :Bagamana caranya supaya saya cepat mendapat jodoh tapi yang masihsingle karena yang datang selama ini adalah yang sudah punya istri?Yang kedua bagaimana caranya keluarga saya dapat hidup rukun dan damailagi tanpa harus menceraikan suami adiku yang semenjak dia masuk menjadikeluargaku kehidupan di keluargaku jadi tidak harmonis lagi.Saya ucapkan terimakasih sebelumnya mohon kasih petunjuk..

Wassallam
Yanti di kota A

Jawaban Pengasuh:

  1. Jodoh itu rahasia Allah, perbanyaklah berdo'a memohon yang terbaik dariNya, dibarengi dengan berikhtiar bergaullah dengan orang-orang dimana pun berada di perusahaan, di rumah, bergabunglah dengan organisasi-organisasi/ LSM yang bisa memberi pencerahan terutama organisasi/ LSM Islam. Manfaatny akan sangat banyak selain menambah wawasan, memperluas pergaulan juga kita akan mengenal berbagai macam karakter orang sehingga kita akan lebih arif dalam menghadapi dan mengatasi masalah.Dari pergaulan semacam itulah maka jodoh insyaAllah akan ukhti dapatkan. Hanya saja kita perlu selektif menentukan calon suami kita.
  2. Ada dua cara yang bisa dilakukan, pertama, berilah nasihat pada suami adik agar menjalankan perintah Allah dengan baik, nasihatnya bisa secara langsung atau dengan mengadakan pengajian rutin setiap pekan 1-2 jam mengundang orang (coba hubungi bagian mubaligh Yayasan Baiturrahman, phone: 0852202255660 contact pa ust yamin) atau bisa cari mubaligh dari mana saja yg ukhti percaya. cara yang kedua suruhlah adik dan suaminya mencari rumah sendiri (pindah) agar mereka bisa mandiri membangun rumah tangga dan kuatkan adik ukhti untuk selalu mengingatkan suami, cuma resikonya keluarga ukhti harus siap tidak ada bantuan secara materiil dari keluarga adik.

    Semoga Allah membukakan pintu hati suami adik ukhti agar senantiasa menjalankan kewajibannya sebagai muslim dan sebagai suami amiin

    Pengasuh

Sunday, October 01, 2006

Orang Tua Non Muslim

Wassalamualaikum wr wb,
mohon maaf mas habibnebi saya baru balas,

Mas, sebaiknya memang mas Habib dan istri pisah rumah dengan orang tua, setidaknya akan meminimalisir masalah yang timbul selain tentunya akan menjadikan kita mandiri dan bebas mengatur dan membangun keluarga, namun jika tidak memungkinkan saran kami sebagai berikut :
1. Yakinkan pada isteri kalau yang harus ditaati pertama kali adalah suami (selama suami tetap dalam Dienul Islam) kemudian orang tua
2. Mas sendiri jangan hanya mendengar pengaduan dari ibu saja, coba klarifikasi pada isteri
3. Katakan pada isteri untuk bersabar, tetaplah santun karena walau bagaimanapun mertua adalah orang tua isteri juga. Sampaikan juga apapun yg dikatakan ibu, mas tetap mencintai isteri,pandai-pandailah mengambil hati ortu dengan ucapan, sikap yang manis. Lakukanlah apa-apa yg membuat ortu senang selama tdk keluar dari syariat Allah SWT
4. Katakan juga pada ibu bahwa mas sudah cukup puas dengan pelayanan yang diberikan isteri

Semoga keluarga mas tetap harmonis

wassalam
Pengasuh

habib nebi wrote:
Asalamualaikum wr. WbYth Ibu rina di tempat, saya sudah menikah selama 3th dengan 1 anak perempuansaya sekarang di rumah ibu saya, saya sering tidak bisa adil atau bagaimana, saya sering di waduli(jawa) curhati sama istri saya dan ibu saya, mesti sering perkara istri saya yang tak perna merasa bertanggung jawap pada saya versi ibu saya, dan istri saya bilang sering diomelin dan disakiti hatinya, meskipun masalah kecil dan besar. pertanyaan saya:1. bagaimana mensikapi keadaan ini tentang ibu dan istri saya?2. bagaimana bisa meyakinkan istri saya supaka dia tetap bersabar dan tabah?3. bagaimana menerangkan bahwa surga ditelapak kaki ibu dan surga ditelapak kaki suami (untuk istri)?4. bagaimana saya bisa menerangkan bahwa istri tersebut harus patuh dengan suami bukan patuh pada ibu & bapak (istri saya, mertua saya)kami ucapkan banyakterimakasih, mohon maaf jika terdapat kata-kata yangkurang berkenan.Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Yahoo! Mail - now with AutoComplete that helps fill email addresses

Orang Tua Non Muslim

Saya seorang anak yang mempunyai ayah yang non muslim.saat ini saya berumur 25 tahun. yang ingin sayatanyakan apakah saya berdosa dan durhaka jika sayatidak berusaha mengajak ayah saya ke Islam. Sayasebetulnya ingin sekali, tapi topik itu dalam keluargasangat sensitif, saya takut menyinggung perasaan ayahsaya. Tapi kalo tidak saya lebih takut kepada AllahSWT. Bagaimana ya seharusnya cara saya agar dapatmengajak ayah saya tanpa menyinggungnya? terima kasihatas sarannya.Wassalamualaikum Wr Wb..

Tika Danti,
t_danti@...
__________________________________________________
Jawaban Pengasuh

Mengajak orang untuk mengikuti syari'at Islam (berdakwah) adalah wajib bagi setiapmukmin, namun dalam berdakwah tidak harus selalu dengan lisan tapi dengan hikmah pun jauh lebih baikhasilnya seperti yg Allah katakan dalam QS. An Nahl : 125

" Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik ]dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk."

Berdakwah dengan hikmah itu artinya kita menampilkan akhlaq mukmin yang baik sikap dan perilaku kitamencerminkan sosok mukmin yg telah dicontohkan Rasulullah yakni lemah lembut, hormat pd ortu sekalipunortu kita bukan muslim tp hormat pd ortu tetap wajib bg setiap mukmin.Yang tidak boleh itu adalahmentaati ortu yg menyuruh kita berbuat musyrik.

Semoga Allah membukakan pintu hati orang tua Ukhti agar mendapatkan hidayah dari Allah.

Wassalam
Pengasuh